RISET DATA "KEMANDIRIAN PANGAN DI MASA PANDEMI DAN PANGAN TRADISIONAL"

 

RISET DATA "KEMANDIRIAN PANGAN DI MASA PANDEMI DAN PANGAN TRADISIONAL"


Melaui webinar yang diadakan oleh kerja sama Fakultas Pertanian, Universitas Riau dengan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Cabang Pekanbaru pada tanggal 14 juli 2020, di jelaskan bahwa pentingnya kemandirinan Kemandirian Pangan di Masa Pandemi COVID-19 Melalui Pangan Tradisional. Menurut salah satu pembicara atau narsumber Uman Pato, hal tersebut bisa dimulai dari dalam diri sendiri. Dengan memerhatikan kesehatan dari bagaimana khasiat, ketersedian, rasa atau penampilan, dan harga sangat berpengaruh terhadap penggunaan kita atau keluarga secara pribadi. Beliau juga menjelaskan bagaimana teori hedonic treadmil. Hal ini berkaitan bagaimana kita harus menyesuaikan diri terhadap kondisi di massa pademi saat ini.

Hal yang dapat mendukung kesehatan tersebut dapat ditemukan dalam produk beliau yang sudah dikaji dalam penelitian seperti produk olahan sagu olahan riau, seperi mie sagu, kue bangkit, ongol ongol dan kue sagu. Hal ini didasarkan pada jaian pati resisten yang tinggi pada sagu serta prebiotik. Hal ini sangat bermanfaat meningkatkan pada sistem imun ada manusia. Bahan ini tentu menjadi alternatif pangan selain nasi. Selain itu juga beliau menjelaskan buah buahan seperti jeruk kampar riau yang memiliki vitamin tinggi dan meningkatkan pada sistem imun ada manusia juga.

Potensi sagu ini dilihat menjadi peluang di riau yang juga diaparkan dalam data 2017 bahawa luas areal dengan tanaman sagu di provinsi riau adalah 82.713 ha yang terdiri dari 20.200 milik perusahaan dan 60.513 ha milik rakyat. Total produksi tepung sagu atau pati tahun 2017 mencapai 326.755 ton. Namun mungkin yang menjadi tanatangan adalah konsumsi lokal yang baru mencapai sekitar 49ribu ton tetapi dalam ekspor dinilai lebih baik karena sekitar 270 ribu ton ekspor kejepang, dan surplus sebesar 7,8 ribu ton.

Ketidak-ketergantungan ini menjadikan sebuah peluang yang menjanjikan terhadap pengembangan pangan tradisonal atau pangan lokal. Memang butuh waktu untuk memncapainya. Salah satu sekertaris dalam ketahanan dibidang panagn menjelaskan bahwa memamng ada pengkatana kapsitas produksi. Ia juga menjelaskan penegmbangan pertanian modern oleh para petani milienial yang mulai banyak bermunculan. Hal ini tentu sangat bagus dalam membangun ketahanan pangan daerah.


Komentar