TAJUK RENCANA “PADEMI DAN BELANJA ONLINE”
Foto: Gambar 1 dan 2 bersumber dari blog.airpaz.com, makanan tradisonal punya sejarah unik www.vecteezy.com/free-vector/online-shopping
Belanja
online bagi masyarakat indonesia sendiri sudah menjadi sebuah tren atau sebuah
kebiasan baru dalam hal membeli barang atau jasa yang rata-rata sifatnya
konsumstif sehingga sudah menjadi salah satu atau bahakan pemenuhan kebutuhan
hal pokok. Belanja online banyak diminati karena kepraktisanya dalam penggunaan.
Pembeli hanya tinggal memilih barang apa yang akan dipesan, lalu pihak ketiga
atau developer platform aplikasi yang menyediakan memberikan pilihan pilihan
yang relevan atau sesuai keingnan pembeli. Selanjutnya akan dikirim ke alamat
penerima atau pemebli.
Hal ini
jika dilihat dari sisi pandang lalin sangat kontras dari bagaimana bisnis yang
berbasis toko beberapa kalang kabut dalam memanajemeen pemasukan kurang atau
pengeluaran yang berlebih, belum termasuk gaji pengusha atau pemeilik kedai
seperti kedai masakan tradisonal keteteran dalam menurupi antara sewa toko dan
pemasukan dari jumlah pemebelian yang tidak seimbang. Oleh karena itu banyak
dari mereka yang pindah ke media digital untuk menjajakan produknya. Bagi orang
awan bisnis melalui media online memang sangat menguntungkan ketimbang bisnis
berbasis offline yang rumit. Begitu pula dengan Developer penyedia layanan.
Dengan
banyaknya pengguna milenial tentu hal ini menjadi peluang bagi developer dalam
melihat kesempatan meraup keuntungan
sebesar besarnya. Gojek pun mengumumkan gross transaction value senilai US$9
miliar sepanjang 2018. Apakah angka tersebut bisa menempatkan perusahaan yang
didirikan oleh Nadiem Makarim tersebut sebagai salah satu korporasi terbesar di
Indonesia. Bahkan Presiden Joko Widodo dalam sebuah acara bertajuk Mitra Juara
Gojek 2019 di Ancol mengucapkan selamat atas keberhasilan gojek telah menjadi
decacorn pertama di Indonesia dengan perngasilan lebi dari US$10 miliar.
Jika
dilihat dalam penjualan kedai makanan dari UMKM tentu hal ini bisa dimanfaatkan
melalui penjualan media online, selain kita tahu mengurangi sewa toko tentu hal
ini ini juga kiyta dapat berinteraksi terhadap lebih banyak konsumen karena
media online yang mneyediakan jaringan yang lebih luas. hal tersebut bisa
diihat dari bagaimana Saat pandemi banyak kuliner, toko-toko dan jasa online
membuka layanan online dengan melakukan layanan antar. Badan Pusat Statistik
(BPS) memaparkan terjadi peningkatan sebesar 42 persen dalam aktivitas belanja
online selama pandemi Covid-19, termasuk saat penerapan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB). Keinginan dalam belanja online masyarakat melihat
beberapa aspek. diantaranya tingkat kenyamanan, adanya privasi, lebih bervariasi,
lebih hemat waktu dan biaya, lebih murah harganya dan adanya diskon.
Walaupun
bergitu, tak semua pengusaha UMKM (usha mikro kecil dan menengah mengerti akan
hal digitaslisasi ini sebelumnya. Tapi karena dorongan akan keterbatasan di
masa pademi menjadikan pakasaan kepada mereka yang tidak paham, mau tak mau
harus belajar dalam menggarap bisnis onilne ini. Disini juga peran pemerintah
sangat penting dalam memberikan sosialisasi terhadap digitaslisasi ekonomi baik
itu secara langsung atau melalui influencer dalam mengakomodasi kebutuhan
mereka yang belajar.
Pada
akhirnya perkembangan zaman terus menggrus kepada mereka yang tak mau berusaha,
masa pademi menjadikan kita masuk kepada perkembangan industri 4.0, sehingga
ada baiknya kita selalu belajar, hilangkan rasa ragu, dan mencari informasi
seluas luasnya dalam mendukung keberhasilan di masa era baru saat ini, di era
New normal.
Komentar
Posting Komentar