Tergerus habis bukan berati hancur, masih ada
kesempatan bagi siapa saja yang masih mencarinya. Kesempatan tidak datang dua
kali, bohong!, kesempatan ada untuk dicari. Kesepatan tidak datang dua kali
bagi orang yang berputus asa. Di masa pademi seperti bukan hal tak mungkin
kesemptan yang ada untuk dicari juga ikut hilang. Faktor faktor tertentu
mendukung dalam menggerus kesempatan yang ada. Ingat! tidak semuanya!. Kata
siapa habis?, itu cuma ilusi dari pada kita yang malas dan kecewa terhadap diri
kita yang tidak mampu bersaing diluar sana.
Sama seperti gepuk karuhun yang tak habis tergerus
amplas pademi yang kasar menggerus konsumen dalam sektor pemasaran secara offlline.
Sebut saja inisial Bu Gepuk namanya, beliau salah satu dari pengurus usaha
gepuk karuhun di Kota Bogor, Jawa Barat. Secara katering beliau menjelaskan
bahwa penjualan merosot dari pada sebelum pademi hal ini disebabkan karena
kosep yang usung gepuk karuhun dan ikan balita sendiri merupakan jajanan oleh
oleh atau makanan jajanan tambahan yang kita sendiri tahu banyak acara-acara
keluarga tidak diperkenankan berkumpul.
Beliau juga menjelaskan bahwa memang pada masa awal
pademi sangat terasa sulit. Kebijakan pengurangan jam kerja atau pengurangan
karyawan diterapkan dalam masa adaptasi tersebut, walau begitu karena semakin
kesini semakin terbiasa yang memang sudah harus menjadi kesadaran diri
masing-masing. Memang secara penjualan offline atau katering menurun drastis
dari yang biasanya 1000 porsi menjadi 200. Tapi secara retail ataupun penjualan
secara online tidak ada patokan batasn selama stok masih ada. Memang tren pemnjualan
secara online agak rumit ketika harus menyesuaikan ketersediaan barang dengan
stok barang yang ada, hal ini tentu terkait tren pademi mengenai pembelian
mendadak.
Belau juga menjelaskan bahwa kesadaran memang sangat
penting bagi kita dalam menjalani PSBB atau prokes yang ada, tapi sangat
disayangkan dari bagaimana pemerintah yang tidak tegas dalam pengetatan awal
terkait kebijakan PSBB seperti keluar masuknya warga asing yang dibatasi
dinilai tidak efektif dalam penangananya. Kiita juga tahu mobilitas warga yang
tinggi tapi sangat disayangkan dari bagaimana pemerintah yang lalai dan
menjadikan virus masuk secara bertahap hingga menjadikan penyebarang virus
sangat signifikan beberapa hari setelahnya.
Pada akhirnya banyak pihak akan dirugikan secara langsung
maupun tidak langsung terhadap kurang tegasnya tindakan diawal yang berakibat
fatal. Tidak semunya sadar akan bahaya pademi seperti ini. Masyarakat bahkan
pemerintah memang belum siap dalam memsuki masa pademi seperti ini. Kesadaran
akan kesehatan masyarakat pun memang sudah tidak perlu diragukan lagi menjadi
salah satu dari penyebaran virus ini. Namun walau begitu kesempatan akan selalu
ada bagi mereka yang mencarinya, memiliki dua atau lebih opsi pejualan
sangatlah penting untuk dicari atau bahakan dipelajari agar hal-hal yang tidak
berkenan bisa diatasi dengan baik oleh para pengusaha makan daerah atau
usaha-usaha lainya.
Komentar
Posting Komentar